PropertiLaunch.com, Jakarta- Perkembangan menurut survei dari CII (Colliers International Indonesia) di lokasi Jakarta, harga apartemen masuk dalam kategori dengan pertumbuhan yang tipis. Hal ini terjadi semua lokasi wilayah baik yang ada di kawasan CBD, serta non prime area maupun juga adalah di wilayah Jakarta Selatan yang selama ini menjadi lokasi favorit untuk konsumen.
Sebagai contoh adalah di kawasan CBD harga rata-ratanya mengalami kenaikan 0.9 persen per kuartal atau sekitar 3,8 persen per tahun. Di Kuartal II tahun 2016 harganya adalah Rp 48,2 juta/m2 kemudian mengalami kenaikan menjadi Rp 49,6 juta/m2 di kuartal I tahun 2017. Dan harga Rp 50 juta/m2 di kuartal berikutnya. Sementara di Jakarta Selatan kuartal I 2016 harganya adalah Rp 36,4 juta/m2, sementara untuk kuartal I 2017 adalah Rp 37,2 juta/m2. Dan untuk kuartal II di tahun 2017 adalah Rp 37,7 juta/m2.
Sementara untuk wilayah non prime area (bodetabek) di kuartal II 2016 harganya adalah mencapai Rp 23,3 juta/m2, kemudian mengalami kenaikan adalah menjadi Rp 24,2 juta/m2 di kuartal I 2017, dan Rp 24,3 juta/m2 kuartal II. Rata-rata harga apartemen di seluruh kawasan di kuartal II 2016 adalah sebesar Rp 31 juta/m2, lalu mengalami kenaikan sebesar Rp 32 juta/m2 di kuartal I 2017, dan Rp 32,4 juta di kuartal berikutnya.
Ada juga pergeseran cara bayar pembelian apartemen. Di kuartal empat tahun 2013 cara bayar tunai bertahap atau installment mendominasi dengan porsi persentase adalah sebesar 63 persen, sementara untuk tunai keras (hard cash) adalah sebesar 21 persen dan KPA (Mortgage) adalah sebesar 16 persen. Untuk tahun 2017, installmentnya porsi adalah sebesar 50 persen , hard cash 18 persen sementara mortgage 32 persen.